Pendidikan Seksualitas pada Anak

Post a Comment
Beberapa minggu ini media diramaikan dengan pembahasan tentang LGBT, termasuk di dalamnya media sosial. Sebagai seorang ibu jujur saya deg-degan melihat "kampanye" yang cukup masif dari para pendukung LGBT, 347 perusahaan besar di amerika mendukung pernikahan sejenis, sebut saja Facebook, Twitter, WA, Line, Microsoft, Google, Starbuck dll
Bahkan Starbuck terang-terangan menunjukkan dukungan lewat iklan mereka, Facebook secara berkala menghapus konten-konten yang berbau anti LBGT, Line dan WA membuat stiker pasangan sejenis 

Secara pribadi saya tidak ada masalah dengan komunitas LGBT, saya bisa menerima keberadaan mereka sebagai manusia tapi saya menentang keras propaganda LGBT, saya punya anak lelaki dan saya tidak mau dia terjerumus dalam komunitas tersebut, naudzubillahi min dzalik

Lalu apa yang harus saya lakukan supaya hal tersebut tidak terjadi? Ibu Elly Risman memberikan pandangan yang sangat bagus mengenai hal itu yang disampaikan dalam acara ILC tgl 16 Februari 2016 dengan tema "LGBT marak, apa yang kita lakukan?"
berikut intisarinya: 

Ada 5 aspek yang seharusnya dikembangkan oleh orang tua dari diri anak-anak: aspek fisik dan kesehatan, kecerdasan, spiritualitas, seksualitas, emosi dan sosial

Saat ini banyak ditemui orang tua yang ABAI dengan pendidikan seksualitas anak
(Seksualitas beda dengan Seks, Seksualitas adalah bagaimana seseorang berpikir, menunjukkan dirinya, berbicara, bereaksi dan sebagainya)

Apa hal terpenting pada pembentukan seksualitas?
1. AGAMA, jadilah aktor utama dalam pendidikan agama anak, jangan menyerahkan pada orang lain (subcon)
2. PERAN AYAH, anak lelaki dan perempuan butuh peran ayah dalam pengasuhan

Masa kritis pembentukan seksualitas ada 2 :
PERTAMA pada usia 3-4 tahun dimana anak-anak harusnya sudah tahu apakah dia laki-laki atau perempuan, kadang-kadang ada balita lelaki yang imut dipakein jilbab, didandani macem-macem, itu salah karena anak bisa bingung dengan seksualitasnya
KEDUA, menjelang pubertas, perlu sosialisasi/pengarahan yang benar mengenai seksualitas menurut agama, kesehatan dan harus lurus (growing straight)

Jadi anak lelaki diarahkan menjadi bujang lalu menjadi lelaki dewasa dan anak perempuan diarahkan menjadi gadis lalu menjadi perempuan dewasa sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing

(baca juga Pentingnya Pola Asuh Dalam Pembentukan Identitas Diri)

Apa yang membuat berhasil tidaknya pengarahan tersebut? KOMUNIKASI, bangunlah komunikasi yang BENAR, BAIK dan MENYENANGKAN dengan anak supaya anak memiliki konsep diri yang utuh

(baca juga 13 Kesalahan Komunikasi Orang Tua)

Faktor apa saja yang mempengaruhi seksualitas pada anak? Orang tua, teman dan lingkungan sekitar

Hati-hati dengan gadgdet yang terhubung dengan internet dan media sosial, anak di usia 3-7 tahun yang diberikan akses internet dan media sosial oleh orangtuanya rentan terpapar pornografi termasuk didalamnya hubungan sejenis

Komentar:
100% agree with bu ER

Kita ga bisa menyuruh dunia untuk manut apa yang kita mau, termasuk komunitas LGBT itu, paling banter kita demo, nulis petisi ini itu yang semua memakan waktu dan energi kita
Jadi daripada fokus untuk urusan yang bukan kapasitas kita mendingan energinya lebih banyak dipakai untuk membentengi keluarga yang jelas-jelas ada di bawah kendali kita

Anak-anak melakukan sesuatu disebabkan 2 hal: MENIRU dan INGIN TAHU, jadi marilah kita beri mereka contoh yang baik dan penjelasan yang benar atas apapun karena itu adalah tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang tua untuk menjaga, menemani dan mendidik mereka supaya tidak terjerumus ke hal-hal yang meyimpang dari aturan agama dan hukum yang berlaku

Wallahu a'lam bissawab

Related Posts

Post a Comment